Selasa, 21 Desember 2010



" Tersenyumlah Mama .... "

By : Bilur Senja


Sekilas terbayang indah masa kecilku
merajuk manja jika inginkan sesuatu
rengkuhmu padamkan tangisku
senyummu hangatkan jiwaku

Mama ...
dari kecil hingga kini kau senantiasa ada untukku
dalam sukacita kau tebar senyum indahmu
dalam duka kau jajari langkahku
dalam sakit dan lemah ragaku
kau basuh peluh dan darahku

Mama ...
sebesar apa pun yang kuberikan untukmu
takkan pernah sebanding dengan apa yang kau curahkan untukku
sebesar apa pun damai yang kurasa
tak mampu tandingi tulus kasih sayangmu
sejukkan segenap jiwa ...

Terima kasih Mama ...
Maafkan ananda yang belum mampu membalas segala jerihmu
Hanya satu yang ananda inginkan
Selalu membuatmu tersenyum ...



" Tersenyumlah Mama .... "

SELAMAT HARI IBU 22 DESEMBER 2010




~~~~ I LOVE YOU MOM ... ~~~

Rabu, 15 Desember 2010

Santai Sejenak...

Just joke today,, (dari email tetangga)


BIAYA TRANSPLANTASI OTAK
Di sebuah Rumah Sakit, beberapa orang tampak berkumpul di ruang tunggu menunggu keluarganya yang sakit. Tak berapa lama kemudian dokter datang. Sambil menarik nafas panjang si dokter mengatakan, "Satu-satunya jalan agar ia tetap hidup adalah dengan transplantasi otak. Agak beresiko dan Anda harus membeli otaknya sendiri."

Semua kerabat terdiam dan setelah beberapa saat, seseorang bertanya,"Berapa harga otaknya?"
Si dokter menjawab, "5.000 dolar untuk otak lelaki dan 2.000 dolar untuk otak perempuan."

Situasi berubah jadi sedikit canggung. Para pria menahan tawa, dan mencoba untuk tidak menatap mata para wanita. Karena tak mampu menahan rasa penasaran, salah seorang pria bertanya, "Mengapa otak laki-laki lebih mahal?"

Si dokter tersenyum bijak dan berkata, "Ya karena kita harus menghargai kualitas barang. Kami harus menghargai otak wanita lebih murah karena sebenarnya otak wanita biasanya telah sering dipakai sementara otak pria biasanya jarang dipakai jadi masih dalam kondisi bagus."


TANYA JALAN KELUAR PADA TARZAN

Pada suatu hari ada penjelajah kesasar di hutan. Udah berputar-putar di sana selama 5 bulan tidak dapat juga jalan keluar-nya. Akhirnya dia nyerah juga. Kemudian dia ketemu sama Tarzan.

Penjelajah: (penjalajah berpikir) "Wah ada Tarzan nih... Tanya jalan keluar ah."
Penjelajah: "Tarzan bantuin saya dong. Udah 5 bulan saya nyasar di sini..."
Tarzan: "Gampang kok... Nanti lurus aja, sampai mentok belok kiri dah...."
Penjelajah: "TBC (Thanks Berat Cuy) ya..."

Penjelajah mengikuti apa yang Tarzan bilang. Dia jalan terus sampai mentok lalu belok kiri. Tapi masih nyasar juga. Tidak lama kemudian dia ketemu lagi sama Tarzan.

Penjelajah: "Woy Tarzan kenapa kamu ketawa? BTW, kok ga ketemu sih jalan keluarnya?"
Tarzan: "Wakakak... Kalau gua tahu jalan keluarnya sih gua dah gak di sini lagi...


Sekarat Tapi Ingin Istri Berdandan

Ketika sedang sakit parah, Uddin berkata pada istrinya, "Istriku tercinta, kenakan pakaianmu yang terbaik. pakailah perhiasanmu yang terindah. sisir rambutmu. cucilah wajahmu. Pokoknya, berdandanlah secantik mungkin, lalu kemarilah."

"Dalam keadaan seperti ini bagaimana mungkin aku meninggalkanmu hanya untuk berdandan. tentu aku tidak akan melakukannya. Kamu kira aku wanita macam apa, sehingga kamu bilang begitu padaku?" kata sang istri.

"Bukan begitu, istriku. ternyata engkau salah paham. Aku melihat Malaikat Izrail sudah mondar-mandir di sekitarku. Begitu melihatmu dengan pakaian bagus dan penampilan cantik, barangkali dia lebih tertarik padamu, lalu membawamu dan membiarkan aku," jawab Uddin.



Takut Kalau Ngebut

Suatu hari ada seorang sopir bemo yang mengemudikan bemonya dengan kecepatan tinggi, alias ngebut, plus ugal-ugalan disebuah jalan. Seluruh penumpang pada takut semua, terutama seorang ibu yang berada disebelah pak sopir itu, ibu itu kemudian berteriak dengan rasa takut...

Ibu : "Bang..!! Kalo nyopir jangan ngebut donk!! saya takkuuutt..."

Sopir : "Bu.. kalo ibu takut, 'MEREM' aja seperti sayaa.."





Cara Agar Tidak Telat Masuk Kantor

Andi dan Budi sedang dalam perjalanan menuju tempat kerjanya.

Andi : "Bud, aku lihat kamu tiap berangkat kerja tidak membawa jam, bagaimana kamu bisa berangkat tepat waktu?"

Budi : "Gampang An, aku tinggal melihat di jalanan saja."

Andi : "Kok melihat di jalan?"

Budi : "Iya, kalau di jalan masih banyak karyawan swasta berarti itu masih pagi, berarti aku gak akan telat kalau naik bis."

Andi : "Lho, tapi kemarin aku lihat kamu naik ojek ke kantor?"

Budi : "Oo.. itu karena aku lihat dijalanan sudah tidak ada karyawan swasta, yang ada cuma pegawai pemerintah."

Andi : "Oo..."

Cita-Cita Ingin Menjadi Hakim

Dua orang sahabat Udin dan Joni baru lulus dari SMU, mereka mempunyai rencana melanjutkan ke perguruan tinggi.

Udin : "Jon, kamu nanti ngambil fakultas apa?"

Joni : "Rencananya sich aku mau ngambil fakultas hukum."

Udin : "Wah, kamu mau jadi pengacara ya?"

Joni : "Enggak ah, aku kan pengen cepet kaya!"

Udin : "Memangnya kamu mau jadi apa dong?"

Joni : "Aku mau jadi HAKIM saja!"

Udin : "Memangnya jadi HAKIM bisa lebih cepet kaya..?"

Joni : "Jelas dong, HAKIM kan yang ngambil keputusan di pengadilan..."

Udin : "Terus, apa hubungannya..?"

Joni : "Ya, sesuai dengan namanya saja. HAKIM, Hubungi Aku Kalau Ingin Menang!"

Udin : "???????"





Pria yang Suka Mabuk, Judi, dan Main Perempuan

Seorang pria, perlente, perut buncit, pakai jas, dan berkesan kaya raya tampangnya, berjalan keluar dari gedung BNI 46 Thamrin. Pas di depan gedung, ada seorang pengemis, seumuran si pria, kurus kering, muka layu, pakaian compang camping dan penuh debu.

Si pengemis begitu lihat si pria segera berkata, "Tuan kasihanin saya, minta uang 20 ribu dong..."

Si pria berhenti, dipandangnya si pengemis sejenak lalu bertanya " kalau saya beri 20.000, kamu tidak akan pakai untuk minum-minum kan ?"
Pengemis : "Oh tidak tuan , saya tidak suka minuman keras."
Si pria : "Juga tidak akan pakai buat berjudi?"
Pengemis : "Tentu tidak tuan, saya tidak suka berjudi."
Si pria : "Juga tidak di pakai main perempuan?"
Pengemis : "Tidak, tidak. Seumur umur saya tidak pernah suka main perempuan.”

Pria kaya itu pikir pikir sebentar lalu berkata lagi "Gini aja , kamu ikut saya pulang , saya kenalkan sama istri saya, setelah itu kamu saya kasih 2 juta."

Si pengemis menjawab, "Lho kok, buat apa Tuan?"

"Saya mau kasih lihat istri saya, kalau seorang laki laki tidak suka minum minum, tidak suka berjudi, dan tidak suka main perempuan, hasilnya seperti kamu ini!" jawab si pria kalem.

Lamaranmu, saya TOLAK!!

maapppppp re-post
Refreshing sejenak (dari website tetangga)

Jurus Sakti bagi yang mau Melamar ato Dilamar,


Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen
dengan agamanya. Melalui ta’aruf yang singkat dan hikmat, mereka
memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah.

Sang lelaki, sendiri,
harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.

Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah
melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi
pertempuran yang sekarang amatlah berbeda. Sang perempuan, tentu saja
siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya. Maka,
di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki
muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk ‘merebut’ sang
perempuan muda, dari sisinya.

“Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?”
tanya sang setengah baya.

“Iya, Pak,” jawab sang muda.

“Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? ” tanya sang
setengah baya sambil menunjuk si perempuan.

“Ya Pak, sangat mengenalnya,
” jawab sang muda, mencoba meyakinkan.

“Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya
sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang
diawali dengan model seperti itu!” balas sang setengah baya.

Si pemuda tergagap, “Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal
sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu.”

“Lamaranmu kutolak. Itu serasa ‘membeli kucing dalam
karung’ kan, aku tak mau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak
mengenalnya. Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?” balas sang
setengah baya, keras.

Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang lelaki
muda.

Bisiknya, “Ayah, dia dulu aktivis lho.”

“Kamu dulu aktivis ya?” tanya sang setengah baya.

“Ya
Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di Kampus,”
jawab sang muda, percaya diri.

“Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan
marah sama istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk
mendemo rumahku ini kan?”

“Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga
cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh
berangkat.”

“Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok
mau ngatur keluargamu?”

Sang perempuan membisik lagi, membantu, “Ayah, dia pinter lho.”

“Kamu lulusan mana?”

“Saya lulusan Teknik Elektro UGM Pak. UGM itu salah satu kampus terbaik
di Indonesia lho Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini
tho? Menganggap saya bodoh kan?”

“Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya
saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak.”

“Lha lamaranmu ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik
anak-anakmu kelak?”

Bisikan itu datang lagi, “Ayah dia sudah bekerja
lho.”

“Jadi kamu sudah bekerja?”

“Iya Pak. Saya bekerja sebagai
marketing. Keliling Jawa dan Sumatera jualan produk saya Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu
nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu.”

“Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak
terlalu laku.”

“Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu, kalau
kerja saja nggak becus begitu?”

Bisikan kembali, “Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya.”

“Rencananya maharmu apa?”

“Seperangkat alat shalat Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf.”

“Tapi saya siapkan juga emas seratus gram dan uang limapuluh juta Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan
uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku.”

Bisikan, “Dia jago IT lho Pak”

“Kamu bisa apa itu, internet?”

“Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak saya
nge-net.”

“Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok.
Menghabiskan anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di
dunia nyata.”

“Tapi saya ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Blog, Twitter, Youtube? Aku
nggak mau punya mantu gaptek gitu.”

Bisikan, “Tapi Ayah…”

“Kamu kesini tadi naik apa?”

“Mobil Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu
kaya. Itu namanya Riya’. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan
makin naik.”

“Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir”

“Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini
namanya payah. Memangnya anakku supir?”

Bisikan, “Ayahh..”

“Kamu merasa ganteng ya?”

“Nggak Pak. Biasa saja kok”

“Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang
cantik ini.”

“Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir
kok Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!”

Sang perempuan kini berkaca-kaca, “Ayah, tak bisakah engkau tanyakan
soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?”

Sang setengah baya menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang
muda yang sudah menyerah pasrah.

“Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur’an dan Hadits?”

Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya
sesuatu yang berharga. Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya,
“Pak, dari tiga puluh juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang
pendek-pendek saja. Hadits-pun cuma dari Arba’in yang terpendek pula.”

Sang setengah baya tersenyum, “Lamaranmu kuterima
anak muda. Itu cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja,
membacanya saja pun, aku masih tertatih.”

Mata sang muda pun ikut berkaca-kaca.


16122010
-ranny-

Kamis, 09 Desember 2010

Aku Sayang KAMU

Ya Allah,,, Aku tidak punya kata-kata lagi...
Selain :
" aku sayang KAMU "
" aku cinta KAMU "
" aku rindu KAMU "

10122010
-Rhanny-